Why English dan Bahasa?

Why I should choose both of that languages?

Why didn't I choose just one to make people look at me consistently?

(here we go..)

Loh bangga bilang dari Indonesia tapi kok bahasa masih nyampur?

Well guys, allow me please, to practicing English language here. Kadang aku bingung nyari partner untuk practicing bahasa Inggris: susah dan reaksinya macem-macem.

Pernah memulai sama temen #1 malah dibilang sombong, diceramahin macem-macem sampe disinggung macem aku ngga cinta sama Indonesia :( sedih kan..

Sama temen #2 malah nolak karena katanya dia ngga begitu bisa (padahal kan aku juga masih belajar :(..).

trus nyoba sama temen #3 akhirnya oke, walau kadang lupa-lupa keceplosan bahasa Indonesia lagi hehe gapapa yang penting udah nyoba.

My first partner/ friend who allowed me to practice English together with is Diantika Wienayu Astuti. Dia temen sebangkuku waktu SMA kelas 1. Suka nulis juga dan blognya full in English. Proud of her!

Selain Nyunyun (panggilan akrab Diantika), biasanya aku praktek bahasa Inggris sama tanteku yang kebetulan pernah kuliah di Australia sama suaminya. Namanya Tante Puji Astuti. Then aku juga sempet dikenalin sama temennya dari Romania, namanya Mohamed dan dia jadi partner terbaik aku dari dulu karena native speaker hehehe. Sampai sekarang kami masih sering bersua baik via FB maupun WA, padahal awal kenal waktu aku masih SD (more than 12 years ago).

Aku suka berbahasa Indonesia, tapi aku juga ngga mau munafik kalau aku butuh bahasa luar (especially English) untuk nggali informasi-informasi yang mungkin ngga ada di Indonesia. Contohnya Issu global yang kadang bikin kesel sendiri, dan akhirnya aku search deh tuh di google. Kadang kalau lagi beruntung, yaa.. pake bahasa Indonesia pun dapet. Kalau engga, mau gimana lagi? (I'll share a lot about global issues, oneday :D)

Alasan kedua, yakni karena aku kuliah di jurusan Arsitektur, dimana kiblat dari ide/konsep desain kebanyakan mengambil referensi dari luar: it's mean that I should use English language for my keyword on search engine. Jujur berdasarkan pengalamanku, hal ini bener-bener worthy bangeet! Tapi sedihnya, aku tuh baru sadar dan menggunakannya pas semester tengah gitu.. huhu so sad.. :(

Alasan ketiga, yakni karena orang tua. Pasti bingung kan kok orang tua dibawa-bawa? Emangnya mereka ngerti bahasa Inggris, gituu..?

Oke.. oke.. gini ya guys.. sedikit flashback and cerita bahwasannya dulu itu aku dikursusin macem-macem sama orang tuaku sejak masih SD -bahkan TK ding.. wkwk- (Next content I'll share about this). Nah salah satunya bahasa Inggris. Jadi mereka tuh bener-bener niat bikin aku pinter sama bahasa ini, yaaa walaupun susah juga sih ya.. hehehe Intinya sih aku cuma mau ngasih mereka penghargaan atas apa yang sudah mereka berikan selama ini buat aku. Minimally, it will not useless in my life. Jadi masih aku gunakan sampai sekarang. Dan itu merupakan suatu hal kecil untuk sebuah penghargaan.. -ehehehegileebahasanyee-

Karena setahuku, sesuatu hal yang kalau udah ngga kita follow-up kembali atau recall, itu akan lenyap perlahan. Atau ibaratnya sih kalau kita punya motor trus ngga pernah dipanasin lagi, lama-lama mesinnya juga pasti ngga mau nyala kan..

So, here I just try to recall and use it as possible as I can.

Thank you guys for read this tread. I accept every suggestions or critics of every content.

Standing in front of Singapore National Museum

#newbe #hellowix #helloblog #startblogging #writer #lovewriting #stilllearning #everydayislearn #learningbydoing #neverstoplearning